Biologi Tanah
REKLAMASI
/ REVEGETASI LAHAN
(PENGEMBALIAN
TOP SOIL PADA LAHAN BEKAS TAMBANG)
Disusun
oleh :
Nama : Eristyana Yunindio S.
NIM :
12156
Prodi : Ilmu Tanah
Fakultas
Pertanian
Universitas
Gadjah Mada
2012
REKLAMASI
/ REVEGETASI LAHAN
(PENGEMBALIAN
TOP SOIL PADA LAHAN BEKAS TAMBANG)
Penanganan
lahan bekas tambang akan berbeda tingkat kesulitannya tergantung dari luas dan
kedalaman lahan bekas tambang yang akan direklamasi, serta jenis bekas tambang
apa yang ada pada lahan tersebut. Kondisi ekologis pasca penambangan:
·
Potensi tanah
Ø Bahan
tanah untuk reklamasi
Ø Keragaman
sifat bisa sangat besar, kolonisasi absen atau minimal.
•
Potensi air
Ø Hasil
oksidasi bahan sulfida (pirit) dapat memasamkan air drainase (AMD)
•
Tahap-tahap perkembangan kondisi
ekologis
Ø Permulaan
(initial)
Ø Awal
(early)
Ø Transisi
Ø Lanjut
(klimaks)
Tahap
Reklamasi (Toy dan Black, 2000)
1. Karakteristikasi
Lahan
- Perekayasaan dan Perencanaan Reklamasi
- Pengelolaan Material
- Rekonstruksi Topografis
- Pengembalian Top soil
- Manipulasi permukaan lahan
- Amandemen Tanah
- Revegetasi
- Irigasi
- Pemeliharaan dan Pemantauan
Ada 2 hal penting yang harus dilakukan yaitu
rekonstruksi lahan dan manajemen top soil. Pertama-tama dilakukan proses
penimbunan kembali (backfilling) setelah itu dilakukan penghamparan kembali
lapisan top soil. Tanah yang digunakan untuk bakfilling adalah tanah yang sebelumnya telah diamankan saat
pembukaan lahan tambang. Tanah tersebut dikembalikan, ini biasanya merupakan
bagian top soil yaitu merupakan bagian tanah tempat tumbuhan dapat tumbuh.
Namun tentunya tanah tersebut tak cukup menutupi semua arel, karena ada banyak
yang hilang (komponen bahan tamabangnya) serta tanah yang menurun (memadat)
akibat gilasan alat berat. Maka dari itu perlu diberi tambahan top soil lagi
dari tempat-tempat lain, tentunya dengan pertimbangan yang matang yaitu tidak
merusak lahan yang diambil top soilnya tersebut. Tahap penyiapan lahan
reklamasi:
-
Pekerjaan
perataan adalah menutup kolong dengan tailing dan Overburden sehingga tidak melebihi tanah asli disekitar lokasi
perataan.
-
Pembuatan tanggul (Ring Pok, Ring Dam) bertujuan untuk
mengurangi erosi pada bagian tepi
kolong, parit, bandar yang masih terdapat aliran air
atau genangan air.
-
Kemiringan
lahan yang sudah diratakan tidak melebihi 3 %, kondisi
stabil, tidak mudah tererosi dan lahan
siap untuk kegiatan revegetasi.
-
Pembuatan jalan utama untuk akses masuk kelokasi yang sudah diratakan.
Setelah penimbunan, perataan dan perapihan lahan perlu
dilakukan agar tanah atas (topsoil ) tetap berada di posisinya untuk
menghindari erosi lebih lanjut. Langkah selanjutnya yaitu penggemburan lahan,
diperlukan agar tanah menjadi lebih subur, pada penggemburan lahan lapisan atas
tanah biasanya dilakukan penambahan pupuk baik organik maupun buatan, selain
itu penambahan mikroorganisme juga sangat diperlukan untuk mengurangi kadar
tanah yang terkontaminasi oleh logam-logam berat.
Amandemen Tanah (Soil amandment). Dilakukan untuk
memperbaiki karakteristik fisik dan kimia lahan yaitu dengan cara: pemberian
bahan organik pupuk kimiawi, pemulsaan, pemberian pupuk hayati seperti Rhizobium,
mikoriza dan asam humat.
Ada juga cara lain yang dilakukan pada bekas tambang
yang tidak terlalu luas yaitu antar lain:
-
Model reklamasi sistem karung
Tanah bekas galian yang sudah kehilangan top soil
dan hampir tidak mungkin tanaman tumbuh diatasnya, ditutup dengan karung-karung
berisi campuran antara top soil dari daerah lain dengan pupuk kandang. Karung-karung
tanah tersebut disusun tertata sedemikian rupa hingga menutupi bekas galian
tersebut. yang bermanfaat untuk menggantikan fungsi top soil (lapisan tanah
atas) sehingga lahan tersebut mampu ditanami kembali. Susunan - susunan karung
tersebut dijaga kelembabannya dan masing-masing dilubangi sebagai tempat tumbuh
tanaman dengan jarak tertentu. Pada sistem ini membutuhkan waktu serta biaya
yang cukup banyak akan tetapi sangat efektif untuk lahan yang tidak terlalu
luas.
Keuntungan penggunaan sistem tersebut :
1. Lahan
bisa langsung dimanfaatkan sebagai media tumbuh tanaman.
2. Lahan
yang telah menjadi tandus dan kritis tersebut dapat termanfaatkan kembali sebagai
media tumbuh tanaman.
3. Kesuburan
tanah tetap terjaga oleh mikro organisme yang terdapat pada pupuk kandang.
4. Mampu
diterapkan pada lahan bekas galian hingga kedalaman lebih dari 5 meter
sekalipun.
5. Dapat
dilakukan penanaman secara intensif
6. Efektif untuk lahan miring
Kekurangan pada penggunaan metode tersebut :
1. Relatif memerlukan biaya yang mahal untuk
pembelian bahan-bahannya.
2. Membutuhkan beberapa tenaga guna pembuatannya
3. Memerlukan waktu yang cukup lama agar tanah yang
subur dan kaya akan hara dalam karung tersebut mampu membaur dengan tanah
setempat yang kurang subur, karena harus menunggu hingga karung-karung tersebut
terurai dengan sendirinya.
-
Model reklamasi sistem pot
Seperti halnya sistem karung, pada
metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk membantu tanaman
tumbuh guna memulihkan tanah disekitarnya. Dengan bantuan beberapa penduduk,
lahan yang akan dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali sedalam 60 cm untuk pohon
yang tinggi, 30 cm untuk perdu, 20 cm untuk ruput dan ground cover.
Lubang-lubang tersebut berukuran lebar 40 cm, panjang 40 cm dengan kedalaman 40
cm untuk semai Jati, Mahoni dan Akasia, sedangkan untuk Mangga digunakan
kedalaman 60 cm dengan lebar dan panjangnya 60 cm karena tanaman tersebut sudah
besar. Masing masing tanaman berjarak 3 x 1 meter. Sebelumnya setelah
pembersihan lahan, tim harus mengukur jarak antar pohon dengan bantuan ajir dan
rafia. Dalam pelaksanaannya tim memerlukan waktu dua hari. Kualitas top soil
yang buruk dikupas sedalam ukuran-ukuran tersebut di atas dan diganti dengan
tanah top soil dari lahan sekitarnya yang masih produktif dicampur dengan pupuk
kandang. Kendala yang dihadapi dengan menggunakan pupuk kandang adalah uret,
sejenis hama pemakan akar tanaman yang datang karena pengaruh dari bau dan
kandungan dari pupuk kandang.
Keuntungan
dari penggunaan cara tersebut adalah :
1.
Tingkat keberhasilan tinggi..
2.
Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
3.
Proses pengerjaannya relatif mudah dengan biaya yang diperlukan relative murah.
4. Rekayasa lahan yang sangat efisien dan cocok
diterapkan pada lahan-lahan bekas galian yang sangat miskin hara.
Kekurangan
dari penggunaan cara tersebut adalah :
1. Memerlukan tambahan atau bahan media tanam lain
untuk mengganti dan menutup lubang galian lahan kritis tersebut.
2. Tapak yang ada tidak mendekati keadaan yang
sebenarnya.
-
Model reklamasi pembelukaran atau
pemanfaatan pupuk hijau
Pada sistem reklamasi model ini dilakukan dengan
cara menggarap tanah bekas galian lalu ditanami dengan menggunakan tanaman
pioneer yang mudah dalam perawatannya, contohnya seperti kacang tonggak, karena
selain perawatannya mudah dan cepat tumbuh, jenis tanaman ini efektif dalam
mengikat Nitrogen yang ada di udara untuk disimpan di dalam tanah, jadi tanah
akan lebih cepat untuk merehabilitasi didirinya sendiri. Dalam pemanfaatan
metode tersebut yang terpenting adalah bagaimana lahan bisa tertutup oleh
vegetasi, mempertahankan kelembaban tanah dan mengembalikan mikro organisme
serta unsur-unsur bahan organik sehingga daur hara berjalan lancar dan
mengembalikan fungsi kesuburan tanah.
Pupuk hijau dapat diartikan sebagai hijauan muda,
dan dapat menambah unsur hara pada tanah oleh sisa tanaman yang dikembalikan ke
tanah karena tanah sangat memerlukan bahan organik. Pupuk hijau umumnya berupa
tanaman Leguminosa dan sering ditanam sebagai tanaman sela atau tanaman rotasi.
Tanaman untuk digunakan sebagai pupuk hijau adalah sebagai
berikut :
a. Cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan
hijauan.
b. Sukulen, tidak banyak mengandung kayu.
c. Tahan kekeringan.
Keuntungan dari penggunaan sistem ini adalah :
1. Tingkat keberhasilan paling tinggi.
2. Proses pengerjaannya relatif mudah dengan biaya
yang diperlukan relative murah.
3. Selain mampu mengembalikan kesuburan tanah sistem
tersebut juga mampu meningkatkan produktifitas lahan dengan menghasilkan bahan
pangan dan pakan ternak.
Kekurangan dari penggunaan cara tersebut adalah : memerlukan
waktu yang sangat lama untuk mengembalikan tanah seperti sediakala karena
menunggu daur tanaman awal sebelumnya.
Comments
Post a Comment